Expert Tips: Penyebab Iritasi Kulit pada Wajah dan Cara Mengatasinya Dengan Efektif
Pernahkah kamu beranggapan bahwa iritasi kulit wajah akan dengan mudah menarik perhatian orang lain? Pada dasarnya kondisi tersebut adalah masalah umum, tetapi bisa sangat mengganggu. Kemunculannya pun bisa dalam berbagai bentuk, mulai dari kemerahan, gatal, hingga ruam yang menyakitkan. Tak sedikit penderitanya sampai insecure dan tak merasa nyaman sehari-harinya. Karenanya, memahami penyebabnya sangat penting sebagai bentuk pencegahan maupun perawatan.
Di expert tips kali ini, kita akan membahas seputar isu sensitivitas kulit wajah, terutama apa saja yang menjadi penyebabnya, ciri-ciri wajah iritasi, serta langkah-langkah mengatasinya yang telah ditinjau oleh dr. Annisa Anjani Ramadhan, SpDVE, berikut ini.
Profil Dokter :
“dr. Annisa Anjani Ramadhan, SpDVE, adalah seorang dokter spesialis kulit dan kelamin yang praktik di RSIA Tambak. Beliau dapat memberikan layanan konsultasi kesehatan kulit dan kelamin.
dr. Annisa Anjani Ramadhan, SpDVE, menyelesaikan pendidikan spesialis dermatologi dan venereologi di Universitas Indonesia. Selain itu, beliau juga tergabung dalam organisasi profesi Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI).”
Apa Saja Penyebab Iritasi Kulit Pada Wajah?
Iritasi pada wajah bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa penyebab umumnya:
1. Penggunaan Produk yang Tidak Sesuai
Penggunaan produk kosmetik atau skincare terkadang bisa memicu reaksi alergi pada kulit wajah. Biasanya hal ini disebabkan oleh bahan-bahan bersifat keras seperti fragrance, pewarna, zat aktif, dan minyak esensial tertentu. Tanda-tanda umumnya dapat berupa kemerahan, ruam, gatal serta membengkaknya beberapa area wajah.
Oleh karena itu, sebelum menggunakan produk kecantikan, disarankan melakukan patch test terlebih dahulu. Sesuai anjuran American Academy of Dermatology Association (AAD) lakukan patch test untuk produk skincare dengan mengoleskan produk pada lengan dalam atau lipatan siku dua kali sehari selama 7 sampai 10 hari. Sementara untuk kosmetik, oles pada lengan dalam atau lipatan siku dan biarkan selama 24 jam, pantau tanda alergi atau iritasi. Apabila timbul kemerahan, gatal, perih, bengkak, dan bruntusan, konsultasikan dengan dermatolog.
2. Terpapar Sinar Matahari Secara Berlebihan
Mengutip Cleveland Clinic, matahari melepaskan radiasi ultraviolet (UV) yang memberikan vitamin D kepada tubuh. Namun, paparan sinar UV dengan intensitas tertentu (pada jam dan durasi tertentu) justru menyebabkan kemerahan hingga lepuh pada kulit yang disebut sunburn.
Dokter Spesialis Kulit, Kelamin, dan Estetika
dr. Annisa Anjani Ramadhan, SpDVE
“Sebelum terjadi gejala tersebut, sebetulnya secara selular sinar UV sudah aktif merusak DNA sel kulit dan menyebabkan rangkaian reaksi imun teraktivasi. Hal ini menyebabkan kulit rentan mengalami iritasi dan pada orang yang memiliki penyakit kambuhan seperti eksim, herpes, psoriasis, skleroderma dan lainnya dapat mencetuskan kekambuhan.”
3. Kebiasan Menggosok Wajah Terlalu Keras
Ketika menyeka keringat ataupun saat membersihkan wajah, gosokkan kain atau tangan ternyata berpengaruh terhadap kesehatan kulit. Terlalu kasar atau keras saat membersihkan wajah dapat menimbulkan iritasi, kemerahan, dan bahkan kerusakan skin barrier.
Oleh karenanya, American Academy of Dermatology Association (AAD) menyarankan hindari menggosok, melainkan menepuk handuk ketika menyeka keringat. Sedangkan ketika mencuci wajah, gunakan ujung jari untuk membersihkan dengan gerakan melingkar. Ujung jari cenderung lebih terkontrol, lembut, dan dapat menjangkau sela-sela wajah.
4. Mencuci Wajah Menggunakan Air Panas
Selain dilakukan dengan lembut, hal lain yang perlu diperhatikan ketika cuci wajah yakni suhu air. Hal ini sempat dijelaskan oleh dermatolog asal California, Ivy Lee, yang mengungkap air panas meningkatkan resiko kulit kering.
Air bersuhu panas serta uapnya dapat melebarkan pembuluh darah, sehingga kulit cenderung memerah. Panasnya air dapat meluruhkan lemak alami kulit yang menyebabkan kering sehingga kulit rentan iritasi karena skin barrier terganggu dan hidrasi kulit berkurang. Sebaliknya, air terlalu dingin memicu iritasi bahkan sebagian orang bisa mengalami alergi. Sebagai opsi, cucilah wajah dengan suhu air suam-suam kuku atau suhu biasa.
5. Kondisi Kulit Tertentu
Iritasi kulit wajah juga tak luput karena kondisi atau penyakit kulit tertentu, seperti dermatitis, eksim, rosacea, dan alergi. Meski kondisi kulit ini memiliki tampilan yang mirip satu sama lain (kemerahan dan gatal), tetapi penanganannya berbeda-beda.
Mengutip AAD, dermatitis dan eksim menyebabkan kulit ekstra kering sehingga perlu dihidrasi dengan krim atau salep gentle dan no fragrance yang dapat membantu meredakan ketidaknyamanan serta mengurangi kambuhnya gejala.
Pemakaian produk tanpa pewangi juga berkaitan dengan reaksi alergi. Kulit yang bereaksi terhadap alergi umumnya akan muncul ruam dan rasa gatal yang tidak terkendali. Untuk menghentikannya, kamu perlu tahu penyebab dari alergi tersebut untuk bisa dihindari.
Sedangkan, kasus rosacea sedikit berbeda dengan kondisi kulit sebelumnya. Rosacea ini seringkali disamakan dengan breakout padahal keduanya berbeda. Pembeda jelasnya adalah terlihatnya urat nadi yang memerah pada kulit. Apabila ada keluhan terkait rosacea, sebaiknya berobat ke dokter spesialis kulit kelamin dan estetika (Sp.DVE) untuk di treatment dengan bantuan light base devices dan obat-obatan yang tepat.
Ciri-Ciri Iritasi Kulit pada Wajah
Sekilas sempat dibahas ciri-ciri singkat iritasi kulit wajah, agar lebih familiar dan sebagai langkah awal, ketahui karakteristik lebih detailnya:
-
Kulit yang meradang secara umum bergejala Tumor (bengkak, bruntusan), Dolor yang disertai nyeri, gatal, dan perih, Kalor atau kondisi kulit bila teraba terasa panas, Rubor atau kemerahan, dan Functiolaesa (kehilangan fungsi dasar kulit).
-
Area kulit yang terasa kering, bersisik, dan seperti kulit kayu biasanya disebabkan oleh eksim kronis atau dermatitis atopik yang mengganggu fungsi skin barrier dan menyebabkan kehilangan kelembapan secara signifikan.
Dokter Spesialis Kulit, Kelamin, dan Estetika
dr. Annisa Anjani Ramadhan, SpDVE
“Untuk gejala kulit iritasi secara spesifik berupa kemerahan, bengkak bruntusan, ataupun lepuh dan lecet bisa terjadi dalam batas area kulit yang berkontak dengan zat atau bahan pencetus. Sementara itu, gejala kulit alergi biasanya lebih ringan tidak sampai lepuh atau lecet, merahnya pun lebih redup, namun batas area nya dapat meluas ke area kulit yang tidak berkontak dengan zat/bahan pencetus.”
Apabila iritasi kulit wajah sudah pada tahap parah, tindakan dokter dibutuhkan. Sementara itu, bila gejala masih di tahap kemerahan, kamu bisa mencoba tips perawatan di bawah ini.
Cara Mengatasi Iritasi Kulit pada Wajah Dengan Efektif
Selain melindungi kulit dari sinar matahari langsung, menghindari menggosok, dan melakukan perawatan, ikuti tahapan berikut untuk membantu mengatasi dan mencegah kambuhnya iritasi.
1. Mencari Tahu Faktor Penyebab Iritasi
Berubahnya kondisi kulit tidak mungkin terjadi begitu saja, maka dari itu kamu perlu mencari tahu penyebab di baliknya. Umumnya hal ini bersangkutan dengan faktor eksternal dan internal yang memicu alergi. Eksternal dapat berupa lingkungan, kosmetik, dan konsumsi obat. Sedangkan, internal adalah faktor kerentanan kulit seperti kulit sensitif, kering, eksim, psoriasis, dan lainnya.
2. Memilih Produk yang Tepat
Melanjutkan langkah pertama, pilihlah produk skincare dengan klaim hypoallergenic untuk menghindari reaksi alergi. Karakteristiknya yakni berbahan alami, gentle, berbasis mineral, dan tanpa bahan kimia. Moisturizer yang ringan menandakan produk non comedogenic sehingga tidak akan menyumbat pori-pori.
3. Menjaga Kelembaban Kulit
Bila kulit mulai menampakan gejala iritasi, jangan sampai membuatnya haus. Hidrasi kulit dengan rangkaian skincare yang melembapkan. Disarankan untuk menggunakan pelembap tanpa pewangi, pewarna, dan bahan tambahan. Bahan yang disarankan ada dalam pelembap yakni ceramide (untuk memperbaiki barrier kulit) gliserin, urea dalam dosis kecil, dan centella asiatica (menambah hidrasi).
4. Menggunakan Sunscreen yang Tepat Setiap Hari
Paparan sinar matahari langsung, ditambah polusi udara, dan debu dapat menyebabkan iritasi pada kulit wajah. Untuk mencegahnya, gunakan tabir surya dengan SPF minimal 30 dan ber broad spectrum tinggi. Di wilayah Asia sendiri, broad spectrum direalisasikan dengan PA minimal plus empat (PA++++).
Memilihnya pun jangan asal, gunakan sunscreen yang memberikan kelembapan bagi pemilik kulit kering. Sedangkan jenis kulit berminyak, dianjurkan menggunakan sunscreen gel ringan sehingga tidak membuat kulit berat. Untuk kulit sensitif, physical sunscreen pilihan yang direkomendasikan. Setiap kali menggunakan sunscreen, pastikan untuk selalu double cleansing dengan produk pembersih yang lembut.
5. Perhatikan Bahan dan Kebersihan Alat-Alat Makeup
Hati-hati ketika hendak membeli peralatan make up, karena kuas yang terlalu kasar bisa menimbulkan iritasi. Kebersihannya juga perlu dijaga agar kulit terhindar dari infeksi sisa makeup, minyak, dan kotoran yang menempel. Bersihkan kuas setiap seminggu sampai 10 hari pemakaian. Mengutip laman WebMD, caranya sebagai berikut:
-
Bilas ujung kuas dan alat make up lainnya dengan air hangat mengalir untuk menghilangkan sisa makeup.
-
Cuci kuas dengan sabun, pijat perlahan, lalu bilas sampai air bilasan bening untuk memastikan tidak ada sisa partikel sabun dan makeup di kuas.
-
Keringkan optimal dan tidak langsung disimpan di tempat tertutup dalam kondisi lembab karena berisiko menumbuhkan jamur.
6. Pelajari Bahan Aktif Produk
Kulit wajah yang iritasi bisa jadi disebabkan kecenderungan alergi sebab ketidakcocokan bahan yang terkandung dalam produk skincare. Biasanya hal ini disebabkan oleh adanya bahan kimia yang bisa jadi terlalu keras untuk diterima kulit. Ada baiknya, konsumen mempelajari terlebih dahulu bahan aktif dalam produk sebelum membelinya.
Mengutip Dermapenworld, beberapa bahan aktif ini kerap kali ada dalam produk skincare rutin yang aman bila kulit sedang iritasi:
-
Retinil Palmitat (Vitamin A): dikenal juga sebagai retinol yang tidak terlalu mengiritasi sehingga aman digunakan kulit sensitif. Manfaatnya juga bisa menunda penuaan kulit.
-
Ceramide: merupakan asam lemak yang secara alami diproduksi oleh tubuh untuk membentuk skin barrier. Namun, seiring bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk memproduksinya sendiri berkurang, sehingga perlu didorong dengan bantuan skincare.
-
Vitamin C: sifat anti inflamasi dan antioksidannya membantu mengurangi kemerahan, menenangkan dan melembapkan.
-
Centella Asiatica: membantu meredakan peradangan pada kulit.
-
Hyaluronic Acid: termasuk komponen utama dihampir semua produk skincare, asam ini berperan menarik air ke permukaan kulit untuk menjaga kelembapan.
-
Niacinamide: anti inflamasi yang mengatur aktivitas sebasea (kelenjar minyak) untuk meningkatkan kelembapan kulit secara alami.
7. Konsultasi Dengan Dokter
Hal pertama yang dilakukan bila diduga mengalami iritasi atau alergi akibat bahan tertentu, segera hentikan penggunaan bahan atau produk tersebut. Apabila kulit tak kunjung membaik, segera konsultasi dengan dokter. Dengan berkonsultasi langsung maupun via tele konsultasi, dokter dapat mengevaluasi serta memberikan saran perawatan yang sesuai dengan kebutuhan atau keadaan kulit. Kamu juga bisa berkonsultasi perihal pemilihan skincare yang tepat dengan dokter kulit.
Demikian tips ahli seputar iritasi kulit pada wajah beserta cara mengatasinya. Merawat kulit merupakan salah satu investasi diri, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif. Dengan perlindungan yang optimal dari produk perawatan sesuai jenis kulit, kamu dapat mencegah munculnya tanda-tanda penuaan dini seperti kerutan dan flek hitam.