Saran Expert, Begini Cara Mengatasi Penuaan Dini, Ketahui Penyebab dan Ciri-Cirinya!
Pernahkah Anda merasa terlihat lebih tua dari usia sebenarnya ketika bercermin? Atau mungkin pernah mencoba filter tes kesehatan kulit untuk tahu seberapa tua kulit Anda terlihat? Faktanya, usia kulit tidak selalu sejalan dengan usia fisik kita. Misalnya, ada yang berusia empat puluhan tetapi kulitnya masih terlihat sehat dan segar seperti remaja. Lantas, bagaimana bisa orang terlihat awet muda sementara ada juga yang mengalami penuaan dini? Gimana sih cara mengatasi penuaan dini?
Sebelumnya, pahami dulu bahwa penuaan dini adalah ketika tanda-tanda penuaan muncul lebih awal dari yang seharusnya. Misalnya, adanya kerutan atau kulit kendur. Salah satu sebab kondisi ini karena berkurangnya kolagen dalam tubuh seiring bertambahnya usia.
Namun, ada cara untuk mengatasi penuaan dini dan menjaga elastisitas kulit salah satunya dengan memperlambat proses penurunan kolagen. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang penyebab, ciri-ciri, dan kita mulai dari cara mengatasinya menurut dermatovenereologist, dr. Annisa Anjani Ramadhan, SpDVE berikut ini.
Profil Dokter :
“dr. Annisa Anjani Ramadhan, SpDVE, adalah seorang dokter spesialis kulit dan kelamin yang praktik di RSIA Tambak. Beliau dapat memberikan layanan konsultasi kesehatan kulit dan kelamin.
dr. Annisa Anjani Ramadhan, SpDVE, menyelesaikan pendidikan spesialis dermatologi dan venereologi di Universitas Indonesia. Selain itu, beliau juga tergabung dalam organisasi profesi Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI).”
1. Menggunakan Sunscreen Saat di Indoor Maupun Outdoor
Dimanapun Anda beraktivitas baik outdoor maupun indoor, sinar matahari tetap bisa menembus melalui celah benda apapun. Sebuah riset pernah menyebutkan bahwa tanpa sunscreen, kulit bisa terbakar (sunburn) atau rusak hanya dalam waktu 10 menit, luar biasa bukan sinar matahari itu?
Oleh karenanya, selalu gunakan sunscreen minimal SPF 30 maksimal 50 ber broad spectrum atau dengan nilai PA. Pastikan juga menggunakan sunscreen sesuai kondisi kulit. Satu lagi, penggunaan sunscreen tidak mengenal gender dan usia, bahkan bayi diatas 6 bulan direkomendasikan menggunakan sunscreen. Ini membuktikan bahwa sinar matahari memang memiliki dampak positif dan negatif untuk semua orang. Jangan sampai sudah kejadian buruk baru aktif memakai sunscreen.
2. Menggunakan Retinoid
Cara mengatasi penuaan dini berikutnya yakni dengan eksfoliasi retinol. Retinoid atau retinol merupakan turunan vitamin A yang bekerja dalam mengeringkan kulit mati di permukaan kulit sehingga kulit mati lebih mudah terangkat.
Dokter Spesialis Kulit, Kelamin, dan Estetika
dr. Annisa Anjani Ramadhan, SpDVE
“Cara penggunaan retinoid dan atau retinol adalah setiap hari di malam hari secara rutin. Apabila kulit iritasi ringan akibat efek dari kerja retinoid, dapat digunakan selang sehari. Apabila kulit tetap iritasi dan tidak cocok dengan retinoid, sebaiknya berkonsultasi ke dokter kulit, kelamin dan estetika (SpDVE) agar dapat dipilihkan jenis eksfoliator harian non retinoid.”
3. Melakukan Eksfoliasi
Pembahasan eksfoliasi disini ditujukan untuk para pemula. Dua jenisnya yakni chemical atau bahan aktif kimiawi yang biasanya bersifat asam. Eksfoliasi memiliki beberapa keunggulan, seperti mencegah timbulnya komedo dan jerawat, merangsang produksi kolagen, meratakan pigmentasi kulit yang tidak merata, dan mengurangi tampilan kerutan pada wajah.
4. Penuhi Asupan Nutrisi
Cara mengatasi penuaan dini yakni juga dari segi pemenuhan nutrisi. Bukan hanya kolagen, antioksidan, asam lemak atau omega 3, anti inflamasi, serta zat besi dan protein juga butuh dalam jumlah yang seimbang. Beruntungnya, pemenuhan nutrisi tersedia dari berbagai opsi, bisa makanan, suplemen, sampai skincare juga sudah sering dijumpai kandungan ini.
5. Tidur yang Cukup
Memastikan tidur yang cukup selama 8 jam sudah pasti berpengaruh terhadap kulit. Selama tidur, tubuh juga memproduksi kolagen lebih efisien. Regenerasi alami kulit juga terjadi selama tubuh beristirahat. Jadi, menunda tidur apalagi sampai begadang dapat menghambat proses regenerasi kulit sehingga sel kulit yang sudah tua lebih lama tergantikan dengan sel kulit yang baru tumbuh atau yang lebih muda dan dampaknya tentu saja penuaan dini.
6. Konsumsi Air Putih Dengan Cukup
Cara mengatasi penuaan dini yang satu ini terbilang simple tapi tidak semua orang mampu memenuhinya. Semudah minum air putih 2 liter atau sekitar 8 gelas per hari sudah mampu menunda penuaan dini.
Pernah dengar kan kalau tubuh manusia terdiri hampir 70% air dan tubuh membutuhkannya untuk menjaga kulit tetap terhidrasi. Artinya bila tubuh kekurangan cairan, kulit akan kehilangan kelembaban, sehingga berakibat kulit menjadi kering dan mudah berkerut.
7. Kurangi Konsumsi Gula dan Alkohol
Minuman mengandung banyak gula maupun alkohol sama-sama tidak baik untuk kelangsungan tubuh maupun kulit. Keduanya bagaikan time bomb yang bila tidak dihindari dari dini, suatu saat akan menjadi ancaman bagi kesehatan.
Konsumsi minuman tinggi gula dan alkohol dapat mempercepat proses penuaan dengan berbagai cara. Misalnya, gula dapat menyebabkan inflamasi dan merusak kolagen, sedangkan alkohol dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh serta merusak sel-sel kulit.
8. Rutin Berolahraga
Pada intinya, cara mengatasi penuaan dini dapat dilakukan bila kita dapat mengontrol apa saja yang dikonsumsi dan mulai menjalani pola hidup sehat serta rutin olahraga. Olahraga rutin 30 menit setiap hari juga meningkatkan peredaran darah dan kadar antioksidan yang melawan radikal bebas penyebab kerusakan kolagen.
Dokter Spesialis Kulit, Kelamin, dan Estetika
dr. Annisa Anjani Ramadhan, SpDVE
“Olahraga seperti aerobic dan resistance training dapat menurunkan inflamasi dan meningkatkan ketebalan dermis, menurut sebuah penelitian di Jepang tahun 2023 yang dimuat dalam jurnal NCBI.”
9. Kelola Stres Dengan Baik
Cara terakhir mengatasi penuaan dini yakni dengan baik mengelola stres. Saat diri kita stres, kulit akan bereaksi membangunkan hormon-hormon tertentu yang dapat merusak kolagen dan elastin. Selain itu, stres juga meningkatkan sel inflamasi atau peradangan dan radikal bebas yang dapat menghancurkan kolagen. Pada akhirnya, tanda-tanda penuaan seperti kerutan dan kulit kering pun muncul.
Salah satu cara mengelola stres tidak lain yakni berolahraga, bisa juga meluangkan waktu untuk hobi atau refreshing, meditasi atau relaksasi, mungkin juga pergi spa atau pijat. Apapun bisa jadi cara untuk merilekskan kembali tubuh.
Penyebab Penuaan Dini
Terdapat dua jenis penyebab penuaan dini atau premature aging yakni intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik artinya penuaan dini yang terjadi sebab genetik, sementara ekstrinsik dari pengaruh luar seperti gaya hidup dan lingkungan. Sekarang, coba kita break down satu per satu hal-hal pemicu penuaan dini.
-
Polusi udara lagi-lagi dapat merusak kolagen yang mempercepat terjadinya penuaan dini.
-
Alkohol sebaiknya dihindari karena dapat membuat dehidrasi sehingga menyebabkan kulit kering dan mudah berkerut.
-
Merokok meningkatkan radikal bebas yang merusak sel kulit.
-
Paparan sinar matahari merusak DNA kulit secara langsung dan melalui aktivasi sel-sel inflamasi mencetuskan radikal bebas yang membuat kerusakan sel kulit dan kolagen semakin luas.
-
Kurangnya kebutuhan nutrisi ini dapat terjadi karena konsumsi junk food berlebih yang mana nilai nutrisinya lebih sedikit dan mengandung lebih banyak lemak.
-
Sering begadang dan stres meningkatkan inflamasi selular dan radikal bebas yang dapat merusak kolagen dan sel kulit.
-
Faktor genetik kaitannya dengan tipe kulit yang mudah berkerut, mudah terbentuk pigmentasi, kekenyalan yang kurang merupakan bakat genetik.
-
Posisi tidur yang salah seperti miring atau tengkurap dapat memberikan tekanan berlebih pada wajah sehingga menimbulkan kerutan.
-
Iritasi karena penggunaan produk tertentu terjadi dalam waktu lama dan tidak ditatalaksana dengan optimal dapat merusak barrier kulit sehingga kulit terancam kering.
Apa Saja Ciri-Ciri dan Tanda Penuaan Dini?
Tanda-tanda penuaan dini meliputi:
-
garis halus
-
kerutan
-
kulit yang kusam
Alaminya mulai muncul sekitar usia 30 tahun secara selular. Namun, beberapa individu mungkin mengalami gejala ini lebih awal di usia 20-an karena faktor gaya hidup dan lingkungan.