Apa itu Fragrance? Ini Bahayanya untuk Kulit Menurut Expert!
Pernahkah Anda memperhatikan kandungan "fragrance" pada label produk skincare? Kandungan ini sering ditambahkan ke produk kecantikan kulit, tetapi tak banyak yang menyadari keberadaannya. Fragrance sendiri sering menjadi perbincangan karena dianggap sebagai nilai tambah yang memberikan kesan mewah pada produk, namun sering dikaitkan dengan potensi meningkatkan risiko iritasi dan alergi kulit.
Pada dasarnya, fragrance adalah campuran bahan kimia yang dirancang untuk memberikan aroma tertentu pada produk. Meskipun tampaknya tidak berpengaruh, penting untuk memahami potensi bahaya fragrance bagi kulit. Artikel kali ini akan menguliti seputar fragrance mulai dari definisi, jenis-jenis, manfaat, serta risikonya yang telah ditinjau oleh pakar dermatologi, venereologi, dan estetika, dr. Annisa Anjani Ramadhan, SpDVE.
Profil Dokter :
“dr. Annisa Anjani Ramadhan, SpDVE, adalah seorang dokter spesialis kulit dan kelamin yang praktik di RSIA Tambak. Beliau dapat memberikan layanan konsultasi kesehatan kulit dan kelamin.
dr. Annisa Anjani Ramadhan, SpDVE, menyelesaikan pendidikan spesialis dermatologi dan venereologi di Universitas Indonesia. Selain itu, beliau juga tergabung dalam organisasi profesi Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI).”
Apa itu Fragrance dalam Produk Skincare?
Melansir laman kesehatan, fragrance adalah senyawa kimia yang ditambahkan ke produk skincare untuk memberikan aroma. Awalnya, fragrance bersumber dari ekstraksi tumbuhan yang mana prosesnya panjang dan bukanlah hal murah untuk didapatkan. Seiring berkembangnya teknologi dan terciptanya pewangi sintetis, penggunaan fragrance sudah menjadi hal umum.
Terkadang, fragrance tidak disebutkan secara terang-terangan dalam daftar komposisi. Beberapa produk ada yang menyebutnya dalam nama ilmiah seperti Benzyl Alcohol, Benzyl Benzoat, Citral, Linalool, Ftalat, dan Tetrahydrolinalool. Ada juga yang menyebutnya parfum, Flavor, dan Odor.
Bagi para produsen, penambahan fragrance ke dalam produk dimaksudkan untuk menutupi aroma menyengat zat kimia dalam skincare. Hal ini sekaligus dapat memberikan daya tarik tersendiri, khususnya pewangi sintetis karena aromanya yang seringkali tahan lama sehingga dengan mudah menarik perhatian konsumen. Meski efek wewangian menyenangkan pengguna skincare, penggunaan berlebih dapat menyebabkan efek samping pada kulit.
Jenis-Jenis Fragrance dalam Skincare
Menurut International Fragrance Association, fragrance dapat berasal dari bahan sintetik dan alami, apa yang menjadi pembeda keduanya? Simak penjelasannya jenis jenis fragrance dalam skincare di bawah.
1. Fragrance Sintetik
Pewangi sintetis merupakan bahan aromatik yang dihasilkan melalui proses kimia di laboratorium. Jenis ini sering kali disebut sebagai tiruan dari aroma alami. Namun, proses pembuatannya kerap dianggap dapat menimbulkan risiko bagi manusia maupun lingkungan. Pewangi sintetis pun masih terbagi menjadi:
-
Non-Natural Synthetic: Dibuat secara kimiawi dan sumbernya tidak ditemukan di alam seperti Galaxolide dan Linalool Sintetik.
-
Nature-Identical Synthetic: Memiliki struktur kimia identik dengan senyawa alami, tetapi dibuat melalui proses kimia di laboratorium seperti Vanilin (meniru aroma vanilla) dan Eugenol (meniru aroma cengkeh).
-
Natural Isolates: Senyawa aromatik yang diekstraksi dari bahan alami menggunakan proses kimia. Contohnya, Limonene berasal dari kulit jeruk untuk hasilkan aroma jeruk segar dan Geraniol diambil dari minyak mawar atau Citronella untuk memberikan aroma bunga.
Saat ini, industri mulai mengembangkan aroma sintetis berbasis biokimia dan kimia hijau (biosintetik) yang dinilai lebih ramah lingkungan.
2. Fragrance Alami
Di sisi lain, pewangi alami diperoleh dari bahan aromatik yang diproses melalui cara penyulingan atau ekstraksi yang sumbernya dapat berasal dari tumbuhan dan hewan. Hasilnya seperti minyak esensial lavender (Lavender Oil), ekstrak bunga mawar (Rose Extract), atau musk yang diperoleh dari rusa jantan.
Walau terlihat tradisional dan aman-aman saja, seorang dermatolog asal New York City, dr. Zeichner menyangkal dengan mengatakan wewangian alami tetap dapat menimbulkan reaksi alergi. Belum lagi pelarut kimia bisa jadi tetap ditambahkan agar menghasilkan wangi yang kuat. Hal ini sekaligus memperlihatkan kelemahan dari pewangi alami yakni daya aroma dan ketahanannya yang cenderung lebih rendah dibandingkan pewangi sintetis.
Alasan Kandungan Fragrance Ditambahkan pada Skincare
Meskipun kedua jenis wewangian di atas mempunyai faktor risiko untuk kulit, terdapat alasan mengapa fragrance ditambahkan dalam produk skincare, antara lain:
1. Menghilangkan Bau Tidak Sedap
Beberapa produk skincare berbahan dasar zat aktif terkadang mengeluarkan aroma kurang sedap. Guna dari penambahan fragrance ini membantu menutupi bau tersebut, sehingga produk menjadi lebih nyaman digunakan. Fragrance juga memberikan kesan produk berkualitas.
2. Meningkatkan Mood dan Emosi
Aroma wewangian tertentu dapat memengaruhi suasana hati dan emosi. Misalnya, wangi Lavender memberikan efek relaksasi, sementara aroma jeruk meningkatkan energi. Aroma lain seperti Chamomile atau melati juga dapat meredakan stres, menciptakan ikatan emosional yang kuat antara konsumen dan produk.
3. Mengurangi Stres dan Kecemasan
Fragrance alami dalam bentuk aromaterapi menurut penelitian dinilai dapat meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental. Aroma yang direkomendasikan untuk menekan stres dan anxiety yakni wewangian bunga, herbal, atau kayu.
4. Membantu Mengatasi Insomnia
Aroma yang menenangkan dan menyejukkan seperti Chamomile, Lavender, dan Cendana dapat membantu relaksasi dan membantu tidur malam yang nyenyak. Penggunaan produk skincare dengan salah satu aroma tersebut membantu tubuh lebih cepat rileks dan menciptakan tidur yang berkualitas.
5. Meningkatkan Daya Tarik Produk
Aroma fragrance yang menarik menciptakan kesan pertama yang positif, sehingga mendorong pelanggan untuk mencoba produk tersebut. Jika pelanggan menyukai aromanya, mereka cenderung akan melakukan pembelian ulang dan merekomendasikannya kepada orang lain.
Bahaya Fragrance Bagi Kulit
Terlepas adanya manfaat, penambahan fragrance cenderung lebih sering menimbulkan side effect apabila dosisnya berlebih. Adapun bahaya yang mengintai seperti:
1. Iritasi Kulit dan Reaksi Alergi
Fragrance dapat menyebabkan iritasi kulit atau reaksi alergi, seperti dermatitis kontak yang ditandai dengan kemerahan, gatal, dan pembengkakan. Beberapa orang yang sensitif dengan wewangian tertentu bahkan dapat mengalami alergi dan masalah pernapasan, termasuk serangan asma.
2. Skin Barrier Rusak dan Meningkatkan Sensitivitas Kulit
Fragrance yang bercampur dengan bahan lainnya dalam skincare bisa saja menyebabkan rusaknya lapisan pelindung kulit sehingga meningkatkan sensitivitas. Akibatnya, kulit menjadi lebih kering, mudah iritasi, dan rentan terhadap masalah seperti kemerahan, gatal, hingga breakout. Penggunaan jangka panjang produk dengan kandungan fragrance yang tinggi dapat memperburuk kondisi ini.
3. Risiko Kanker dan Mutasi Genetik
Beberapa bahan kimia dalam fragrance, terutama yang bersifat sintetis, diduga memiliki kaitan dengan meningkatnya risiko kanker kulit. Walaupun penelitian lebih mendalam masih diperlukan, risiko tersebut mungkin muncul akibat paparan berulang terhadap zat beracun yang dapat merusak DNA sel kulit, sehingga memicu mutasi yang berpotensi menyebabkan pertumbuhan sel kanker.
4. Gangguan Hormon dan Sistem Endokrin
Terpapar senyawa wewangian Ftalat secara terus-menerus dicurigai dapat mengganggu fungsi hormon. Namun, belum ada penelitian yang membenarkan hal ini. Sebagai bentuk pencegahan, disarankan untuk membatasi penggunaan produk yang mengandung senyawa ini, terutama bagi individu yang rentan terhadap gangguan hormon atau sedang dalam kondisi sensitif, seperti ibu hamil dan anak-anak.
5. Kerusakan Kulit dan Penuaan Dini
Ketika kulit rusak dan menjadi sangat sensitif, segala kemungkinan permasalahan kulit dapat terjadi. Kulit akan rentan terhadap sinar ultraviolet menjadikannya mudah mengalami penuaan dini.
6. Cacat Lahir dan Masalah Kehamilan
Sebuah penelitian menduga apabila terjadi pencemaran senyawa Ftalat yang berbaur bersama dengan udara atau terkandung dalam skincare yang digunakan oleh ibu hamil dapat memengaruhi janin. Akibatnya dapat terjadi kelainan pada bayi.
Tanda Kulit Sensitif Terhadap Fragrance
Adapun, gejala umum kulit yang sensitif terhadap fragrance diantaranya:
1. Ruam Kulit
Ruam merah yang muncul setelah menggunakan produk skincare bisa menjadi tanda reaksi terhadap fragrance. Reaksi ini biasanya terjadi karena kulit merespons bahan kimia sebagai iritan, sehingga menyebabkan peradangan. Peradangan ini terlihat jelas terutama bagi pemilik kulit sensitif.
2. Gatal dan Sensasi Terbakar
Sensasi gatal atau terbakar adalah reaksi langsung kulit terhadap zat dalam fragrance. Hal ini biasanya muncul sesaat setelah penggunaan produk dan dapat bertahan selama beberapa waktu.
3. Pembengkakan
Pada beberapa kasus, reaksi alergi terhadap fragrance dapat menyebabkan area yang terpapar menjadi bengkak. Pembengkakan ini sering kali disertai dengan rasa nyeri atau gatal.
4. Jerawat atau Breakout
Berhati-hatilah ketika hendak menggunakan skincare sebab produk mengandung fragrance dapat memicu timbul atau memperparah jerawat. Fragrance memicu terjadinya reaksi alergi dan iritasi atau gejala-gejala yang sudah dijelaskan sebelumnya hingga terbentuklah jerawat.
Dokter Spesialis Kulit, Kelamin, dan Estetika
dr. Annisa Anjani Ramadhan, SpDVE
“Breakouts akibat paparan fragrance disebut erupsi acneiformis. Kondisi ini merupakan peradangan dermatitis kontak iritan yang tampilannya menyerupai jerawat atau papul disertai nanah (pustul) dan dapat terjadi tidak hanya pada tipe kulit berminyak.”
5. Kulit Kering dan Mengelupas
Fragrance dapat mengganggu keseimbangan hidrasi akibat proses iritasi pada kulit, membuat kulit kehilangan kadar air alaminya. Akibatnya, kulit menjadi kering, kasar, dan terkadang bersisik.
6. Meningkatnya Sensitivitas Kulit
Paparan fragrance yang terus-menerus dapat memperburuk kondisi kulit sensitif. Kulit menjadi lebih reaktif terhadap bahan aktif lain dalam produk, sehingga meningkatkan risiko iritasi berkelanjutan.
Mengenali tanda-tanda ini sejak dini dapat membantu menentukan langkah pencegahan, seperti beralih ke produk skincare non-fragrance atau melakukan patch test sebelum mencoba produk baru. Bagaimana caranya? Simak di bawah ini.
Tips Memilih Produk Skincare yang Aman
Minimalkan risiko fragrance dengan mengikuti tips praktis berikut:
-
Pilih produk skincare dengan label "fragrance-free" atau "unscented".
-
Hindari produk dengan istilah "parfum" atau "aroma" pada daftar kandungan.
-
Coba produk dengan jumlah sedikit dan aplikasikan pada area kulit sebelum menggunakan produk baru.
-
Cari produk dengan bahan alami tanpa tambahan pewangi.
-
Jika memiliki alergi atau beriwayat kulit sensitif, sebaiknya konsultasikan penggunaan produk skincare dengan dermatolog.
-
Prioritaskan produk dengan formula hypoallergenic untuk kulit yang rentan iritasi
Baca Juga: Kandungan Skincare yang Harus Dihindari!
Fragrance adalah bahan umum dalam skincare yang memberikan aroma menyenangkan, tetapi dapat menimbulkan risiko bagi kulit, terutama kulit sensitif. Dengan memahami jenis-jenis fragrance, manfaatnya, serta risikonya, Anda dapat membuat keputusan yang lebih bijak saat memilih produk skincare.
Jika memiliki kulit sensitif, selalu perhatikan label dan pilih produk dengan formulasi yang aman. Konsultasikan dengan dokter kulit untuk memastikan produk yang digunakan sesuai dengan kebutuhan kulit Anda.